Selasa, 08 Oktober 2013
Daya tahan baterai
menjadi elemen terpenting dalam sebuah perangkat mobile. Perangkat yang
baterainya lebih hemat, tentu punya nilai plus.
Nah, menimbang hal itu, Nokia bekerja sama dengan peneliti di University of Southampton menjajal pengisian daya perangkat dengan menggunakan sumber energi alternatif yang agak berbeda: halilintar.
Memang terdengar aneh dan tidak mungkin. Tapi, peneliti sudah membuktikannya.
Dilansir Mashable, Senin 7 Oktober 2013, peneliti mensimulasikan halilintar dengan menghasilkan sebuah arus bolak balik melalui sebuah transformator. Kemudian, peneliti menyalurkan arus itu di antara sebuah celah yang berukuran beberapa inci.
Cara ini kemudian menghasilkan gelombang 200.000 volt, dalam sebuah gelombang (bolt) listrik. Besaran gelombang itu merupakan rata-rata kekuatan halilintar.
Lantas energi itu kemudian ditransformasi ke pengendali lain. Transformator kedua ini yang kemudian mampu mengkonversi listrik ke baterai perangkat Nokia Lumia 925.
"Sebagai salah satu perusahaan yang memperkenalkan pengisian daya nirkabel, kami yakin uji coba ini berpotensi sebagai lompatan ide baru dalam pengisian daya di masa depan," kata Chris Weber, Vice President Sales and Marketing Nokia.
Riset yang dilakukan Nokia itu menjadi lompatan awal pengembangan isi daya listrik melalui halilintar. Jika bisa diaplikasikan, sumber energi baru ini bisa jadi solusi yang ramah lingkungan, sebab energi petir benar-benar terbarukan alias tidak akan habis.
Neil Palmer, salah satu peneliti pada proyek ini mengatakan, rangkaian perangkat Nokia mampu menstabilkan sinyal halilintar. Hal ini penting, sebab banyak pihak yang mematahkan gagasan pengisian daya memakai petir ini, dengan alasan itu tidak dapat diprediksi.
"Temuan ini membuktikan perangkat dapat diisi dengan aliran yang melalui udara. Dan, ini merupakan langkah besar menuju pemahaman energi seperti petir dan bagaimana memanfaatkan energi itu," jelas Palmer.
Nah, menimbang hal itu, Nokia bekerja sama dengan peneliti di University of Southampton menjajal pengisian daya perangkat dengan menggunakan sumber energi alternatif yang agak berbeda: halilintar.
Memang terdengar aneh dan tidak mungkin. Tapi, peneliti sudah membuktikannya.
Dilansir Mashable, Senin 7 Oktober 2013, peneliti mensimulasikan halilintar dengan menghasilkan sebuah arus bolak balik melalui sebuah transformator. Kemudian, peneliti menyalurkan arus itu di antara sebuah celah yang berukuran beberapa inci.
Cara ini kemudian menghasilkan gelombang 200.000 volt, dalam sebuah gelombang (bolt) listrik. Besaran gelombang itu merupakan rata-rata kekuatan halilintar.
Lantas energi itu kemudian ditransformasi ke pengendali lain. Transformator kedua ini yang kemudian mampu mengkonversi listrik ke baterai perangkat Nokia Lumia 925.
"Sebagai salah satu perusahaan yang memperkenalkan pengisian daya nirkabel, kami yakin uji coba ini berpotensi sebagai lompatan ide baru dalam pengisian daya di masa depan," kata Chris Weber, Vice President Sales and Marketing Nokia.
Riset yang dilakukan Nokia itu menjadi lompatan awal pengembangan isi daya listrik melalui halilintar. Jika bisa diaplikasikan, sumber energi baru ini bisa jadi solusi yang ramah lingkungan, sebab energi petir benar-benar terbarukan alias tidak akan habis.
Neil Palmer, salah satu peneliti pada proyek ini mengatakan, rangkaian perangkat Nokia mampu menstabilkan sinyal halilintar. Hal ini penting, sebab banyak pihak yang mematahkan gagasan pengisian daya memakai petir ini, dengan alasan itu tidak dapat diprediksi.
"Temuan ini membuktikan perangkat dapat diisi dengan aliran yang melalui udara. Dan, ini merupakan langkah besar menuju pemahaman energi seperti petir dan bagaimana memanfaatkan energi itu," jelas Palmer.
